Sabtu, 11 Desember 2010

Analisis Kebijakan Fiskal Dalam Sistem Perpajakan Sederhana (4)

D. Angka Pengganda Transfer Pemerintah
Angka Pengganda Transfer Pemerintah atau “ government tranfer multiplier “ adalah nilai perbandingan antara berubahnya jumlah pendapatan nasional ekuilibrium sebagai akibat daripada berubahnya jumlah transfer pemerintah dengan berubahnya jumlah transfer pemerintah yang mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium tersebut.

Apabila jumlah government transfer berubah dari semula sebesar “ Tr “ per tahun menjadi sebesar ( Tr + ∆Tr ) mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y) per periode, maka berarti :

Sebelum adanya perubahan transfer pemerintah
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )

Sesudah adanya perubahan transfer pemerintah:
Y + ∆Y = [ a + c(Tr + ∆Tr ) - cTx + G + ∆G + I] / (1 - c )
Y + ∆Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c ) + c∆Tr / (1 - c )
∆Y = c∆Tr / (1 - c )
∆Y / ∆Tr = c / (1 - c )
KTr = ∆Y / ∆Tr = c / (1 - c )

E. Angka Pengganda Pajak
Angka pengganda pajak atau ‘ tax multiplier “ nilai perbandingan antara berubahnya jumlah pendapatan nasional ekuilibrium sebagai akibat daripada berubahnya jumlah yang dipungut oleh pemerintah yang menyebabkan berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium .

Berbeda dengan angka-angka pengganda yang telah kita uraikan dimuka,angka pengganda pajak mempunyai tanda negative. Dengan negatifnya angka pengganda tersebut berarti bahwa bertambahnya jumlah pajak yang dipungut oleh pemerintah akan mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium. Dengan berkurangnya pajak yang dipungut oleh pemerintah , maka tingkat pendapatan nasional ekuilibrium akan menjadi lebih besar daripada tingkat pendapatan nasional ekuilibrium sebelumnya.
Apabila pajak diperbesar, maka pada tingkat pendapatan nasional yang sama “ disposable income “ menurun. Menurunya “ disposable income “ mengakibatkan berkurangnya pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dan menurunnya konsumsi ini akan mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan nasional. Sebaliknya sebagai akibat dari pada berkurangnya pajak yang dipungut oleh pemerintah, pada tingkat pendapatan yang sama “ disposable income “ bertambah besar. Dan dengan bertambahnya “ disposable income “ pengeluaran masyarakat untuk konsumsi bertambah. Dan bertambahnya “ consumption expenditure “ akan mengakibatkan pendapatan nasional meningkat.

Apabila besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah dari semula sebesar “ Tx “ per tahun menjadi sebesar ( Tx + ∆Tx) mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y) per periode, maka berarti :

Sebelum adanya perubahan jumlah pajak yang dipungut pemerintah
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )

Sesudah adanya perubahan jumlah pajak yang dipungut pemerintah:
Y + ∆Y = [ a + cTr - c(Tx + ∆Tx ) + G + I] / (1 - c )
Y + ∆Y = [ a + cTr - cTx - c∆Tx ) + G + I] / (1 - c )
Y + ∆Y = [ a + cTr - cTx + G + I] / (1 - c ) + (-c∆Tx ) / (1 - c )
∆Y = (-c∆Tx ) / (1 - c )
∆Y / ∆Tx = -c / (1 - c )
KTx = ∆Y / ∆Tx = -c / (1 - c )

F. Angka Pengganda Anggaran Belanja Yang Seimbang
Dengan pertimbangan –pertimbangan tertentu, dalam memperbesar pengeluaran konsumsi pemerintah, pemerintah mungkin perlu menggunakan cara membelanjakan tambahan “ government expenditure “ tersebut dengan memperbesar pajak. Pengurangan “ government expenditure “ yang disertai oleh berkurangnya pajak dengan jumlah yang samajuga tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan nasional.

Angka pengganda yang kita pergunakan untuk mengalikan perubahan “ government expenditure “ yang dibarengi oleh berubahnya pajak dengan jumlah yang sama untuk menemukan perubahan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yang terjadi inilah yang disebut “ balaced budget multiplier “ atau angka pengganda anggaran belanja yang seimbang.

Cara menentukan formula “ balaced budget multiplier “ atau angka pengganda anggaran belanja yang seimbang.

CARA I
Apabila pengeluaran konsumai pemerintah dari semula sebesar “ G “ per tahun menjadi sebesar ( G + ∆G) disertai dengan berubahnya pajak dari semula sebesar Tx menjadi ( Tx + ∆G) pertahun ( yaitu dengan ∆Tx = ∆G) maka Tx + ∆G = Tx + ∆Tx mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y) per periode, maka berarti :

Sebelum adanya perubahan pengeluaran konsumsi pemerintah dan perubahan pajak :
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )

Sesudah adanya perubahan pengeluaran konsumsi pemerintah dan perubahan pajak :
Y + ∆Y = [ a + cTr - c(Tx + ∆Tx ) + I + ( G + ∆G] / (1 - c )
Karena ∆Tx = ∆G maka
Y + ∆Y = [ a + cTr - c(Tx + ∆G ) + I + ( G + ∆G] / (1 - c )
Y + ∆Y = [ a + cTr - cTx - c∆G + I + ( G + ∆G] / (1 - c )
Y + ∆Y = [ a + cTr - cTx + I + ( G] / (1 - c ) + (- c∆G + ∆G ) / (1 - c )
∆Y = (- c∆G + ∆G ) / (1 - c ) = (1 - c )∆G / (1 - c )
∆Y / ∆G = (1 - c ) / (1 - c ) = 1
KB = ∆Y / (∆G = ∆Tx) = 1

CARA II
Mengingat bahwa transaksi ‘ balanced budget” terdiri dari perubahan “ government expenditure “ dan perubahan pajak dengan jumlah yang sama, maka disini bekerja dua angka pengganda yaitu “ government expenditure multiplier dan tax multiplier”. Oleh karena government expenditure multiplier besarnya sama dengan 1 / ( 1 – c ) dan tax multiplier besarnya sama dengan –c / ( 1 – c ), maka penjumlahan daripada kedua multiplier :

KB = KG + KTx = 1 / (1 - c ) + -c / (1 - c ) = 1
Ini berarti KB = 1

Analisis Kebijakan Fiskal Dalam Sistem Perpajakan Sederhana (3)

Angka – Angka Pengganda ( Multiplier )
Angka – angka pengganda ( multiplier ) memberikan gambaran kapada kita tentang intensitas hubungan kausal antara sebuah variabel tertentu dengan pendapatan nasional. Apabila angka pengganda tersebut menunjukkan angka yang tinggi, maka ini berarti bahwa perubahan yang terjadi pada variable tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan nasional. Sebaliknya apabila angka pengganda rendah ini berarti bahwa perubahan pada variabel bersangkutan akan mengakibatkan berubahnya pada variabel bersangkutan akan mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional dengan kelipatan juga kecil .

Dalam perekonomian tertutup yang sederhana yaitu perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiskal pemerintah, kita hanya mengenal suatu macam angka pengganda yaitu angka pengganda investasi yang disebut investment multiplier. Akan tetapi dalam perekonomian tertutup dengan adanya tindakan fiskal, kita mengenal enam macam angka pengganda yaitu :

1. Angka pengganda investasi
2. Angka pengganda konsumsi
3. Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah
4. Angka pengganda transfer pemerintah
5. Angka pengganda pajak
6. Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang

A. Angka pengganda investasi
Analisa makro yang sederhana, yang dalam analisanya hanya memperhatikan pasar barang atau commodity market, investasi biasanya diperlakukan sebagai “exogenous variable “ Banyak factor-faktor yang turut menentukan banyak-sedikitnya pengeluaran masyarakat untuk investasi. Hanya saja dalam analisa dimana investasi diperlukan sebagai “exogenous variable “, faktor-faktor yang mempengaruhi investasi tidak dipermasalakan.
Mengingat bahwa model analisa yang sedang merupakan pembicaraan kita bukanlah model analisa yang menggunakanasumsi bahwa investasi merupakan “endogenous variable “ , melainkan adalah sebuah model analisa yang memperlakukan investasi sebagai “exogenous variable “ , maka untuk sementara kita cukup hanya mengetahui factor-faktor apakah yang menyebabkan pengeluaran investasi suatu perekonomian bertambah atau berkurang dan yang sekaligus berarti bahwa untuk sementara kita tidak perlu mengetahui hal ihwal dari pada “ fungsi investasi”

Dengan mendasarkan pada “ceteris paribus” pengeluaran investasi suatu masyarakat akan bertambah apabila
a. tingkat bunga menurun
b. penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi dalam masyarakat terus bermunculan
c. jumlah penduduk yang meningkat
d. meluasnya pasar penjualan hasil produksi masyarakat tersebut
e. suasana perusahaan yang bertambah optimis

Dengan mempergunakan “ceteris paribus” , perubahan pengeluaran untuk investasi suatu masyarakat akan selalu mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium. Angka yang menunjukkkan perbandingan antara berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium dengan berubahnya jumlah pengeluaran investasi inilah yang kita sebut angka pengganda investasi.
Apabila investasi berubah dari sebesar I pertahun menjadi sebesar ( I + ∆I ) pertahun, dan perubahan ini mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium dari semula setinggi Y pertahun berubah menjadi ( Y + ∆Y) pertahun, maka dapat kita lihat sebagai berikut :

Sebelum adanya perubahan investasi
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )

Sesudah adanya perubahan investasi
Y + ∆Y = [ a + cTr - cTx + G + ( I + ∆I )] / (1 - c )
Y + ∆Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c ) + ∆I / (1 - c )
∆Y = ∆I / (1 - c )
∆Y / ∆I = 1 / (1 - c )
ki = ∆Y / ∆I = 1 / (1 - c )

ki = angka pengganda investasi
c = marginal propensity to consume

B. Angka Pengganda Konsumsi
Konsumsi merupakan “endogenous variable yaitu besarnya pengeluaran konsumsi tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional. Dengan demikian , kejadian yang mungkin terjadi dimana pendapatan nasional dipengaruhi oleh konsumsi, ialah kejadian yang berupa berubahnya fungsi konsumsi. Jika konsumsi dinyatakan dengan persamaan umum C = a + cYd maka dengan berubahnya nilai “ a “ atau bertambahnya nilai “ c “ akan mengakibatkan pendapatan nasional ekuilibriumbertambah

Apabila fungsi konsumsi bergeser dengan jumlah pengeluaran konsumsi pada tingkat disposable income sebesar nol berubah dari sebesar “ a “ menjadi sebesar ( a + ∆a ) mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y), maka berarti :

Sebelum adanya pergeseran fungsi konsumsi
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )
Sesudah adanya pergeseran fungsi konsumsi sejauh ∆a :
Y + ∆Y = ( a + ∆a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )
Y + ∆Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c ) + ∆a / (1 - c )
∆Y = ∆a / (1 - c )
∆Y / ∆a = 1 / (1 - c )
Kc= ∆Y / ∆a = 1 / (1 - c )

C. Angka Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah atau “ government expenditure multiplier atau government purchase multiplier “ ialah perbandingan antara berubahnya jumlah pendapatan nasional ekuilibrium sebagai akibat berubahnya jumlah pengeluaran konsumsi pemerintah yang mengakibatkan perubahan pendapatan nasional.

Apabila jumlah government expenditure berubah dari semula sebesar “ G “ per tahun menjadi sebesar ( G + ∆G ) mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y) per periode, maka berarti :
Sebelum adanya pergeseran fungsi konsumsi pemerintah
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )
Sesudah adanya pergeseran fungsi konsumsi pemerintah :
Y + ∆Y = ( a + cTr - cTx + G + ∆G + I) / (1 - c )
Y + ∆Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c ) + ∆G / (1 - c )
∆Y = ∆G / (1 - c )
∆Y / ∆G = 1 / (1 - c )
KG = ∆Y / ∆G = 1 / (1 - c )

Analisis Kebijakan Fiskal Dalam Sistem Perpajakan Sederhana (2)

Pendapatan Nasional Ekuilibrium
Pendapatan nasional suatu perekonomian akan mencapai ekuilibrium apabila besarnya saving nasional telah menyamai besarnya investasi nasional. Apakah pernyataan ini berlaku juga bagi perekonomian tertutup dimana sudah kita jumpai adanya tindakan fiskal pemerintah ?

Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiskal pemerintah, kita telah mengetahui bahwa yang merupakan sumber daripada pendapatan nasional adalah pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dan pengeluaran masyarakat untuk investasi. Akan tetapi dalam perekonomian dimana pemerintah turut juga mengadakan transaksi-transaksi pembelian berupa “ government expenditure “, produk nasional dibagi-bagikan sebagian untuk konsumsi pemerintah, sebagian untuk konsumsi sasta dan sebagian lagi untuk investasi.

Mengingat bahwa untuk dapat menerima bagian-bagian daripada produk nasional tertentu, baik masyarakat konsumen, badan-badan swasta maupun badan pemerintah harus mengeluarkan uang sebagai pembayarannya, maka dapatlah dikatan bahwa dari segi sumbernya , dalam perekonomian tertutup dengan adanya tindakan fiskal pemerintah, pendapatan nasional terdiri dari C ( pengeluaran konsumsi), I ( pengeluaran investasi), dan ( pengeluaran pemerintah), Singkatnya Y = C + I + G

Dari pendapatan ini, oleh penerima pendapatan sebagian dipergunakan untuk membayar pajak kepada pemerintah. Akan tetapi sebaliknya kepada orang-orang atau badan-badan tertentu pemerintah memberikan uang tanpa mengharapkan adanya balas jasa yang langsung. Transaksi tersebut disebut “ government transfer “ atau transfer pemerintah. Pendapatan setelah diperhitungkan penerimaan transfer dari pemerintah dan pajak yang diserahkan kepada pemerintah inilah yang kita sebut “ disposable income “ yaitu pendapatan yang sudah siap dipakai untuk konsumsi dan saving.

Jadi disposable income sama dengan besarnya pendapatan nasional perekonomian Negara ditambah dengan besarnya transfer pemerintah dikurangi dengan besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah .

Yd = Y + Tr - Tx
Y = Yd - Tr + Tx
Mengingat bahwa disposable income tersebut itulah yang dipergunakan untuk konsumsi dan sisanya merupakan saving maka dapat ditulis

Yd = C + S

Kalau pernyataan-pernyataan tersebut kita kumpulkan
Y = C + I + G
Y = Yd - Tr + Tx
Yd = C + S

Maka

C + I + G = Yd - Tr + Tx
C + I + G = C + S - Tr + Tx
I + G + Tr = S + Tx

Untuk ekuilibriumnya pendapatan nasional Y dari waktu ke waktu harus sama besarnya dan untuk ini diperlukan bahwa jumlah I + G + Tr = S + Tx .

Formula Untuk menentukan Tingkat Pendapatan Nasional Ekuilibrium
Ada dua cara untuk menurunkan formula yang dapat dipergunakan untuk menemukan besarnya pendapatan nasional ekuilibrium.

CARA KE I

Y = C + I + G
C = a + cYd
Yd = Y + Tr - Tx

Maka
Y = C + I + G
Y = a + cYd + I + G
Y = a + c (Y + Tr - Tx ) + I + G
Y = a + cY + cTr - cTx + I + G
Y - cY = a + cTr - cTx + I + G
( 1 - c)Y = a + cTr - cTx + I + G

sehingga

Y = ( a + cTr - cTx + I + G) / ( 1 - c)

CARA KE II

Dengan menggunakan persamaan

S + Tx = I + G + Tr maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut :

S + Tx = I + G + Tr
Yd - C + Tx = G + Tr + I
Yd - ( a + cYd) + Tx = G + Tr + I
( Y + Tr - Tx ) – [ a + c (Y + Tr - Tx ) ] + Tx = G + Tr + I
Y + Tr - Tx – a - c Y - cTr + cTx + Tx = G + Tr + I
Y - c Y = - Tr + Tx + a + cTr - cTx - Tx + G + Tr + I
(1 - c )Y = a + cTr - cTx + G + I

sehingga

Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )

Contoh soal
Pendapatan Nasional , Konsumsi Dan Saving Ekuilibrium
Diketahui
1. Fungsi Konsumsi C = 0,75 Yd + 20
2. Investasi I = 40
Pajak Tx = 20
Konsumsi Pemerintah G = 60
Transfer Pemerintah Tr = 40

Berdasarkan data diatas , hitunglah besarnya pendapatan nasional ekuilibrium, konsumsi ekuilibrium dan saving ekuilibrium !

Analisis Kebijakan Fiskal Dalam Sistem Perpajakan Sederhana (1)

Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiskal pemerintah, diasumsikan bahwa besar-kecilnya pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tergantung pada besar kecilnya pendapatan nasional. Demikan pula dengan saving, besar kecilnya saving suatu perekonomian diasumsikan tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional.

Terhadap pernyataan-pernyataan tersebut perlulah kini lebih lanjut diketengahkan bahwa yang dimaksud dengan “pendapatan” atau “incame” dalam pernyataan-pernyataan tersebut adalah “pendapatan” atau “incame” dalam pengertian sebagai “earning” yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional.

Dengan adanya tindalkan fiscal pemerintah, pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tidak lagi secara langsung ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional sebagai “ earning “ akan tetapi oleh tinggi-rendahnya “ pendapatan “ yang siap untuk dibelanjakan” yaitu yang biasa disebut “diaposible incame atau take home income “ Disposible income ini besarnya sama dengan besarnya pendapatan sebagai “earning “ ditambah dengan besarnya “transfer pemerintah “ dikurangi dengan besarnya “pajak” yang dipungut pemerintah.

Apabila Yd menunjukkan besarnya “disposable income “ Tr menunjukkan besarnya transfer pemerintah dan Tx menunjukkan besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah, maka secara matematik dapat ditulis

Yd = Y + Tr - Tx

Dengan mengetahui besar kecilnya konsumsi suatu masyarakat dalam analisis kita sekarang tidak lagi tergantung besar kecilnya pendapatan nasional sebagai “earning” , maka fungsi konsumsi yang berlaku untuk perekonomian tanpa adanya tindakan fiscal pemerintah seperti yang kita temukan C = a + cY tidak lagi dapat dipergunakan . Untuk perekonomian yang mengenal adanya tindakan fiscal pemerintah fungsi konsumsi mempunyai persamaan

C = a + cYd
Dimana
Yd = Y + Tr - Tx

Sedangkan fungsi saving dapat kita temukan dengan cara

S = Yd – C
S = Yd - ( a + cYd )
S = Yd - a - cYd )
S = ( 1 – c ) Yd - a

Mengingat
Yd = Y + Tr - Tx

Maka funsi konsumsi dapat ditulis

C = a + c (Y + Tr - Tx) atau
C = a + c Y + cTr - cTx

dan fungsi saving
S = (1 – c) (Y + Tr - Tx) – a
S = (1 – c)Y + ( 1 – c ) Tr - ( 1 – c ) Tx – a

Dan apabila “s” menunjukkan tingginya “ marginal propensity to save “ maka perumusan dapat diperpendek menjadi

S = sY + sTr - sTx - a


Perubahan Jumlah Konsumsi Dan Jumlah Saving Sebagai Akibat Daripada Perubahan Jumlah Transfer Pemerintah Dan Perubahan Pajak

Fungsi konsumsi dan fungsi saving yang dinyatakan dalam pendapatan nasional sebagai earning mengalami perubahan dengan berubahnya jumlah pajak yang dipungut pemerintah dan atau berubahnya jumlah pajak yang dipungut pemerintah dan atau berubahnya jjumlah transfer pemerintah yang disumbangkan kepada masyarakat, maka sebagai konsekwensinya adalah bahwa jumlah konsumsi dan juga saving pada tingkat pendapatan nasional yang sama akan berubah pula dengan berubahnya jumlah pajak dan jumlah transfer pemerintah tersebut.

Perumusan perumusan berikut dapat dipergunakan untuk mengetahui perubahan jumlah konsumsi dan perubahan jumlah saving pada tingkat pendapatan nasional tertentu sebagai akibat daripada berubahnya jumlah pajak dan berubahnya jumlah transfer pemerintah .

1. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Pajak

Apabila jumlah konsumsi berubah dengan ∆C dari semula sebesar C menjadi ( C + ∆C ) sebagai akibat daripada berubahnya jumlah pajak sebesar ∆Tx dari semula sebesar Tx menjadi sebesar ( Tx + ∆Tx ), maka dapat ditulis.

( C + ∆C ) = a + c[ Y + Tr - ( Tx + ∆Tx ) ]
( C + ∆C ) = a + c[ Y + Tr - Tx ) - c∆Tx ) ]
( C + ∆C ) = C - c∆Tx

2. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Pajak
Apabila berubah pajak dari semula sebesar Tx menjadi ( Tx + ∆Tx ) sebagai akibat daripada berubahnya jumlah saving dari semula sebesar S menjadi sebesar ( S + ∆S ), maka dapat ditulis .

S + ∆S = ( 1 - c ) [ Y + Tr - ( Tx + ∆Tx ) ] - a
S + ∆S = ( 1 - c ) [ Y + Tr - Tx - ∆Tx ) ] - a
S + ∆S = ( 1 - c ) ( Y + Tr - Tx )  - a + ( 1 – c ) ( - ∆Tx )
S + ∆S = S + ( 1 – c ) ( - ∆Tx )
∆S = ( 1 – c ) ( - ∆Tx )

3. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah

Jika diterapkan pada perumusan seperti diatas maka kita akan menemukan bahwa perumusan untuk menghitung besarnya perubahan konsumsi sebagai akibat langsung daripada perubahan jumlah transfer pemerintah adalah sebagai berikut :

∆C = c∆Tr

4. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah.

Jika diterapkan pada perumusan seperti diatas maka kita akan menemukan bahwa perumusan untuk menghitung besarnya perubahan saving sebagai akibat langsung daripada perubahan jumlah transfer pemerintah adalah sebagai berikut :

∆S = ( 1 – c ) ∆Tr

5. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah.dan Berubahnya Pajak

∆C = ∆CTr + ∆CTx
∆C = c∆Tr -  c∆Tx
∆C = c( ∆Tr - ∆Tx)

6. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah dan berubahnya pajak

∆S = ∆STr + ∆STx
∆S = ( 1 – c) ∆Tr + ( 1 – c )(- ∆Tx )
∆S = ( 1 – c) ( ∆Tr - ∆Tx )

Perubahan yang terjadi pada perumusan-perumusan diatas adalah perubahan-perubahan jumlah konsumsi dan perubahan-perubahan jumlah saving yang langsung ditimbulkan oleh perubahan pajak atau perubahan jumlah transfer pemerintah. Dengan demikian yang dimaksud dengan perubahan jumlah konsumsi dan perubahan saving pada perumusan-perumusan diatas bukanlah perubahan jumlah konsumsi ekuilibrium semula atau jumlah saving ekuilibrium semula ke jumlah konsumsi ekuilibrium atau ke jumlah saving ekuilibrium yang baru.

Perubahan jumlah konsumsi ekuilibrium dan jumlah saving ekuilibrium dari tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yang baru sebagai daripada perubahan pajak, perubahan transfer pemerintah dan perubahan pada variable-variabel lainnya.

Perdagangan Luar negeri, Proteksi dan Globalisasi

Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab Merkantilisme yaitu ahli-ahli ekonomi yang hidup disekitar abad ke 16 dan 17, berpendapat bahwa perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaan untuk suatu Negara. Menurut mereka suatu Negara dapat mempertinggi kekayaan dengan cara menjual barang-barangnya ke luar negeri. David Recardo menerangkan perlunya perdagangan luar negeri dalam mengembangkan suatu perekonomian. Teori Ricardo yang menerangkan mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari spesialisasi dan perdagangan merupakan teori hingga sekarang menjadi dasar kepada teori perdagangan luar negeri. Bedasarkan kepada teori tersebut, Negara-negara digalakkan menjalankan system perdagangan bebas, dimana system perdagangan luar negeri dimana setiap Negara melakukan perdagangan tanpa ada halangan perdagangan.
Disebagian Negara, ekspor dan impor meliputi bagian yang cukup besar dalam pendapatan nasional, secara ringkas diterangkan beberapa keuntungan dari perdagangan luar negeri :
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri, karena setiap Negara tidak dapat menghasilkan semua barang yang dibutuhkannya maka mereka terpaksa mengimpar barang-barang dari Negara-negara lain
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi, walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan Negara lain tetapi ada kalanya lebih baik apabila Negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri, hal tersebut didasari untuk mempertinggi keefisiensian penggunaan faktor-faktor produksi.
3. Memperluas pasar industry-industri dalam negeri, apabila kapasitas produksi dalam negeri belum mencapai tingkap optimum maka dengan meningkatkan perdagangan keluar negeri melalui ekspor dapat meningkatkan produksinya serta dengan meningkatnya produksi maka dapat mengurangi biaya produksi.
4. Menggunakan teknologi modern dan meningkatkan produktivitas. Perdagangan luar negeri memungkinkan Negara tersebut mengimpor mesin-mesin atau peralatan yang lebih modern dalam usaha peningkatan produksi

Proteksi dan Pembatasan Perdagangan
Berlakunya globalisasi dalam perdagangan dalam hubungan ekonomi luar negeri dan perkembangan praktek perdagangan bebas yang diatur oleh WTO member gambaran tentang sejauh mana berbagai Negara mengakui kebaikan persaingan bebas dan spesialisasi dalam perdagangan luar negri. walau bagaimanapun perlu disadari bahwa adakalnay sesuatu Negara perlu melakukan proteksi dan menciptakan halangan perdagangan . Berikut faktor-faktor yang mendorong proteksi :
1. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran , adakalahnya dari perkembangan ekonomi yang efisien di Negara-negara juga menimbulkan efek buruk kepada perekonomian. Perkembangan ini juga dapat mengurangi ekspor dari Negara yang bersangkutan atau impornya semakin besar. Efek ini juga berpengaruh terhadap pengurangan jumlah pekerja dan jumlah permintaan, maka pengangguran akan berlaku. Kecenderungan mengimpor yang semakin tinggi sebagai akibat perkembangan ekonomi yang lebih efisien dinegara-negara lain dan perkembangan ekonomi yang tidak mendorong di dalam negeri, kerapkali mendorong pemerintah untuk melaksanakan kebijakan proteksi.
2. Mendorong perkembangan industri baru, apabila biaya produksi tinggi dan mutu produksinya belumlah sebanding dengan jenis barang yang sama yang diproduksi di luar negeri, maka industry baru akan mengalami kesukaran untuk menjual produksinya pada harga yang sama dengan barang-barang buatan luar negeri. Dalam keadaan ini proteksi bertujuan agar industry yang baru didirikan dapat berkembang dan akhirnya dapat bersaing dengan produksi yang sama dari luar negeri.
3. Mendiversifikasikan perekonomian, Bagi negara yang sedang berkembang sektor pertanian biasanya dikelola dengan pertanian tradisional, sehingga pendapatan masyarakat sangat rendah. Untuk meningkatkan pendapatan tersebut dan mengukuhkan struktur ekonomi maka diversivikasi kegiatan ekonomi ditingkatkan dengan mengembangkan sector ekonomi. Mak untuk menunjang hal tersebut proteksi dilaksanakan.
4. Menghindarai kemerosotan industri-industri tertentu, Perkembangan industry mengharapkan suatu produksi yang bermuntu, berkualitas dan harga lebih rendah, sehingga bagi suatu negara jika membebaskan masyarakatnya untuk mengimpor produk maka di kuwatirkan industry dalam negari hancur sehinga kebijakan proteksi dilakukan.
5. Memperbaiki neraca pembayaran, Neraca pembayaran sangat tergantung pada berapa jumlah ekspor dan impor , sehinga untuk memperbaiki kebijakan proteksi dilakukan.
6. Menghindari dumping, Kelebihan kapasitas produksi yang tidak diimbangai dengan penjualan didalam negeri, menimbulkan usaha menjual produksi diluar negeri dengan harga murah. Hal ini berdampak pada negara pengimpor jika tidak di imbangi dengan proteksi dikuwatirkan industi dalam negeri akan mati dan peningkatan pengangguran meningkat.
7. Menambah pendapatan pemerintah. Menaikkan pajak impor bukan hanya untuk menghambat masuknya produk luar negeri tapi juga dapat meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak tersebut.

Alat pembatas perdagangan
Proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan –kebijakan pemerintah dalam mebatasi atau mengurangi barang-barang yang diimpor, jenis alat-alat yang dapat dilakukan dalam pembatasan perdaganga adalah :
1. Tarif dan pajak impor
2. kuota pembatasan impor
3. Hambatan perdagangan bukan tarif ( peraturan-peraturan pemerintah)
4. Pembatasan penggunaan valuta asing

Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi
Globalisasi merupakan satu konsep yang sering dinyatakan orang masa kina , tetapi yang menyatakan dan membahasnya mempunyai pengertian yang berbeda mengenai konsep tersebut, hal ini karena terkait dengan berbagai bidang termasuk ekonomi , politik olah raga , social dan sebagainya. Berdasarkan perisatiwa ekonomi yang berlaku diseluruh dunia semnjak selesainya perang dunia ke dua , maka globalisai dapat didefinisikan sebagai peningkatan dalam saling ketergantungan dalam keadaan dan kegiatan ekonomi diantara berbagai negara di dunia. Pengertian globalisai terutama dikaitkan dengan perkembangan ekonomisejak tahun 1970an, sehingga tingkat ketergantungan antar berbagai negara semakin meningkat, hal inidisebabkan beberapa faktor :
1. Perkembangan politik dunia
2. Peningkatan praktek perkembangan bebas
3. Perkembangan perusahaan multinasional
4. Perkembangan investasi portofolio di pasaran luar negeri
5. Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan pengangkutan

Peningkatan keterbukaan berbagai negara dalam menjalankan perdagangan luar negerinya sangat berperan dalam peningkatan globalisasi. Berikut beberapa kebaikan globalisasi :
1. Produksi dunia dapat ditingkatkan
2. meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
3. Meluaskan pasar untukhasil produksi dalam negari
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Kritik terhadap globalisasi bersumber dari efek buruk yang mungkin ditimbulkan oleh globalisasi. berikut implikasi buruk dari globalisasi :
1. Menghambat pertumbuhan sector industry manufakturing, salah satu dari efek perdagangan bebas antara lai negara-negara berkembang tidak dapatmenggunakan tariff yang tinggi dan proteksi kepada industry yang baru berkembang
2. Memperburuk keadaan neraca pembayaran
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang