Minggu, 16 Oktober 2011

SEJARAH PEMIKIRAN MANAJEMEN


Sejarah Pemikiran manajemen meliputi :
  1. Pendekatan klasik (The Classical Approaches) memusatkan pada pengembangan prinsip universal yang dapat digunakan dalam berbagai situasi manajemen.
  2. Pendekatan Sumber Daya manusia/ The human resource approaches yaitu memusatkan kebutuhan manusia , kerja kelompok serta peranan factor-faktor social ditempat kerja
  3. Pendekatan kuantitatif atau ilmu manajemen/ The quantitative or management science approaches yaitu memusatkan pada penggunaan teknik-teknik matematis dalam perencanaan manajemen.
  4. Pendekatan modern / Modern Approaches, yaitu memusatkan pada pandangan system dan pemikiran kontigensi dengan kesadaran akan komitmen terhadap mutu dan kinerja yang tinggi

PENDEKATAN KLASIK (THE CLASSICAL APPROACHES)
Tiga cabang dari pedekatan klasik dalam manajemen mencakup :
  1. Manajemen ilmiah (scientific management),
Menurut Frederick W. Taylor dalam bukunya The Principles of scientific Management “ tujuan utama manajemen adalah memaksimalkan kesejahteraaan bagi perusahaan serta memaksimumkan kesejahteraan karyawan.  Dia dijuluki sebagai bapak manajemen ilmiah, dengan 4 prinsip manajemen ilmiah yaitu :
a.    Mengembangkan suatu ilmu untuk setiap pekerjaan , termasuk pedoman dalam bergerak, melakukan standarisasi pekerjaan serta menerapkannya dan menciptakan kondisi kerja yang layak.
b.    Memilih karyawan secara cermat sehingga terdapat kesesuaian antara kemampuan dan pekerjaan
c.    Melatih karyawan tersebut untuk melaksanakan pekerjaan dan meberikan insentif kepada mereka sehingga bersedia melakukan pekerjaan yang telah diilmiahkan tersebut.
d.    Membantu para karyawan tersebut dengan cara merencanakan pekerjaan mereka serta mengusahakan supaya cara-cara yang telah ditentukan tersebut selalu diterapkan dalam pekerjaan.
  1.  Prinsip-prinsip Administratif (administrative principles).
Pendekatan ini mendasarkan usaha dengan mencatat dan memahami pengalaman para manajernya yang dianggap sukses. Henri fayol dalam bukunya Administration Industrielle et Generale. Buku tersebut mengungkapkan pandangannya tentang manajemen organisasi yang baik, dia mengidentifikasikan lima aturan atau kewajiban dari manajemen yang mirip dengan  prinsip manajemen perencanaan, pengorganisasian , pengarahan dan pengendalian. Kelima prinsip manajemen menurut fayol adalaha :
a.    Foresight yaitu menyusun sebuah rencana tindakan untuk masa depan
b.    Organization, menyediakan dan mengerahkan  sumber daya untuk menerapkan rencana tersebut.
c.    Command, yaitu memimpin,memilih dan memberikan penilaian terhadap para pekerja sehingga mereka akan bekerja secara baik untuk mencapai rencana tersebut.
d.    Coordination yaitu menyelaraskan usaha dari masing-masing sub unit serta memastikan terhadap semua infomarasi sudah disebarkan dan permasalahan sudah terpecahkan
e.    Control yaitu memastikan bahwa segala sesuatu terjadi sesuai rencana serta melakukan tindakan pembetulan yang diperlukan.
Mary Parker Follet, memberikan pandangannya bahwa kelompok dan komitmen yang tinggi terhadap kerjasama antarmanusia. Kelompok merupakan mekanisme dimana individu yang beraneka ragam dapat menggabungkan bakat-bakat yang dimiliki untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Tugas manajer  adalah membantu karyawan dan organisasi untuk saling bekerjasama mencapai kepentingan-kepentingan yang terintegrasi.
  1. Organisasi Birokratis (Bureucratic Organization)
Max Weber memberikan pemikiran tentang konsep birokrasi yakni bentuk organisasi yang ideal dengan tujuan yang rasional serta sangat efisien yang didasarkan atas prinsip-prinsip yang masuk akal, serta wewenang formal. Berikut konsep birokrasi Weber sebagai berikut :
a.    Pembagian tugas yang jelas , pekerjaan ditentukan dengan jelas, karyawan menjadi sangan terampil dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
b.    Hirarki wewenag yang jelas
c.    Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan
d.    Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh, tidak ada satupun yang mendapatkan perlakuan khusus.
e.    Jenjang karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipromosikan dan dipilih berdasarkan kemampuan dan kinerja, manajer seharusnya karyawan yang professional.

 PENDEKATAN SUMBERDAYA MANUSIA (HUMAN RESOURCE APPROACH)

Pendekatan sumbedaya manusia menyatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat sosial dan ingin mengaktualisasikan didrinya, memberikan reaksi atas tekanan dari kelompok serta berusaha memenuhi kebutuhan pribadi. Beberapa teori pendekatan sumberdaya manusia dikembangkan oleh Studi Hawthorne  Elton Mayo, Teory X dan TeoyY Douglas McGregor, Teori Kebutuhan Manusia Abraham Maslow dan Teori Kepribadian dan Organisasi Chris Argryis

1.            Studi Hawthorne  Elton Mayo . Mayo menyimpulkan  bahwa kondisi sosial baru yang diciptakan bagi para pekerja di ruang test mempunyai peran besar dalam meningkatkan produktivitas. Terdapat 2 faktor , pertama adalah suasana kelompok dimana para pekerja saling menciptakan hubungan sosial yang mendukung serta bersama-sama ingin melakukan pekerjaan dengan baik. Kedua adalah pengawasan yang lebih partisipatif, para pekerja sering banyak diberi informasi dan  dimintai pendapat .
2.            Teori Kebutuhan Manusia Abraham Maslow. Kebutuhan manusia merupakan landasan utama. Kebutuhan merupakan keresahan yang dapat mempengaruhi sikap dan prilaku kerja. Maslow mengatakan bahwa terdapat lima tingkatan kebutuhan manusia yaitu fisiologi, keamanan, sosial, prestasi dan aktualisasi diri. Teori didasarkan pada dua  prinsip, pertama  prinsip defisit bahwa kebutuhan yang telah terpenuhi bukan merupakan motivator dalam prilaku. Prinsip kedua prinsip berurutan (progressi on principle) kelima kebutuhan tersebut merupakan suatu hirarki. Suatu kebutuhan pada setiap tingkatan akan muncul apabila pada tingkat yang lebih rendah sudah terpenuhi. Maslow berpendapat bahwa orang berusaha untuk memenuhi kelima kebutuhan tersebut secara berurutan. Kebutuhan yang belum terpenuhi akan menguasai perhatian individu dan menentukan perilaku sampai akhirnya kebutuhan tersebut terpenuhi. Dalam teori Maslow tersirat bahawa manajer yang mampu membantu karyawannya memenuhi kebutuhan-kebutuhan penting mereka akan mencapai produktivitas.
3.            Teori X dan Teori Y Douglas McGregor. Dalam Buku Douglas McGregor  Human Side of Enterprise, bahwa sebaiknya manajer memberikan perhatian pada perubahan sosial dan akualisasi diri para karyawannya. Menurut Douglas McGregor para manajer hendaknya merubah pandagan mereka tentang sifat manusia dari sudut yang dia sebut “Teori X ke  Teori Y”

Teori X berasumsi bahwa karyawan                           
·         Tidak suka bekerja
·         Tidak mempunyai ambisi
·         Tidak bertanggungjawab
·         Enggan untuk berubah
·         Lebih suka dipimpin daripada memimpin

Teori Y berasumsi bahwa karyawan 
·      Suka bekerja
·      Mampu mengendalikan diri
·      Menyukai tanggungjawab
·      Penuh imajinasi dan kreasi
·      Mampu mengarahkan dirinya sendiri

4.            Teori Kepribadian dan Organisasi Chris Argryis. Argryis berpendapat bahwa manajer yang memperlakukan karyawan secara positif serta sebagai orang dewasa yang bertanggungjawab suatu pekerjaan , memberikan mereka tugas yang lebih bervariasi, serta menyesuaikan cara pengawasan yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk lebih berpartisipasi serta menunjukkan hubungan manusia lebih baik

PENDEKATAN KUANTITATIF
Dasar-dasar yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif terhadap manajemen adalah teknik-teknik matematik yang digunakan untuk memecahkan masalah dan pengambilan keputusan, Istilah management science sering diartikan sama untuk menggambarkan penerapan ilmiah dari teknik-teknik matematis dalam permasalahan manajemen. Langkah-langkah pendekatan ini meliputi identifikasi masalah, permasalahan tersebut kemudian dianalisis secara sistematis, kemudian model-model dan perhitungan-perhitungan matematis yang tepat diterapkan  dan akhirnya sebuah pemecahan yang optimum dicari.
Intisari dari pendekatan manajemen kuantitatif mencakup beberapa karakteristik berikut :
  1. Memusatkan pada pengambilan keputusan dan dampak akhirnya bagi tindakan manajmen
  2. Penggunaan kreteria ekonomi dalam keputusan, seperti biaya , pendapatan dan laba investasi
  3. Penggunaan model-model matematis dengan hukum-hukum dan rumus-rumus yang canggih
  4. Penggunaan komputer yang mempercerpat pemrosesan data dalam jumlah yang sangat banyakdan pemberian kesempatan  yang beraneka ragam

PENDEKATAN MODEREN
Pendekatan modern dalam manajemen mengakui pentingnya pemikiran klasik, sumberdaya manusia dan kuantitatif. Namun pendekatan ini mengatakan bahwa tak satu teoripun  atau model yang bisa diterapkan secara universal dalam segala situasi atau yang meniadakan  yang lain. Anggapan yang digunakan dalam pendekatan ini adalah manusia merupakan makhluk yang sangat rumit dan mudah berubah . Kebutuhan mereka sangat banyak dan beraneka ragam serta dapat berubah sepanjang waktu. Mereka memiliki sejumlah bakat dan kemampuan yang dapat dikembangkan. Sehingga manajer  dan organisasi harus menanggapi perbedaan –perbedaan tersebut melalui strategis manajerial . Landasan utama dalam pendekatan ini mencakup the system view (pandangan sistem) dan contingens thinking (pemikiran kontigensi)
  1. Pandangan sistem (The system view), suatu sistem diartikan sebagai kumpulan bagian-bagian yang saling berhubungan yang secara bersama-sama mencapai tujuan dan subsistem adalah bagian kecil dari suatu sistem  yang lebih  besar.  Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sitem terbuka yang berinteraksi sdengan lingkungannya dalam proses mengubah input/masukan menjadi output/keluaran. Lingkungan luar merupakan  aspek yang penting dalam sistem terbuka.  Lingkungan tersebut merupakan asal sumberdaya sekaligus umpan balik dari pelanggan yang mempunyai dampak penting bagi operasi dan keluaran. Umpan balik dalam lingkungan memberikan masukan bagi organisasi tentang seberapa baik organisasi memenuhi kebutuhan konsumen dan masyarakat secara luas.
  2. Pemikiran Kontigensi (contingency thinking),  Pemikiran ini berusaha untuk menyesuaiakan antara tanggapan manajerial  dengan peluang dan permasalahan yang ada dalam berbagai macam situasi, terutama yang disebabkan  oleh perbedaan dalam lingkungan serta perbedaan dalam individu. Dalam pendekatan ini yang dicari bukan cara-cara yang terbaik untuk mengatasai situasi tersebut melainkan pemikiran kontigensi berusaha membantu manajer untuk memahami perbedaan-perbedaan  situasional tersebut dan menanggapi dengan cara-cara yang tepat. Pemikiran kontigensi juga mengakui bahwa suatu struktur yang tepat bagi suatu organisasi mungkin tidak tepat bagi organisasi yang lain, dan apa yang baik pada suatu saat mungkin tidak akan baik  dimasa datang karena lingkungan yang berubah.